Rabu, 28 Januari 2015

mercedes benz oc 500 RF

Karoseri-id.com - Mercedes Benz OC 500 RF 2542 saat ini menjadi pembicaraan bagi penggemar bus di Indonesia, karena Mercedes Benz OC 500 RF 2542 ini masih dibilang sangat baru dan mungkin akan menjadi saingan dari MAN R37 yang pada waktu yang lalu sempat booming beritanya . Mercedes Benz OC 500 RF 2542 ini diimport dari Spanyol dengan menggunakan mesin OM457LA yang jelas lebih kuat dan efisien jika digunakan untuk angkutan umum. Nah apa saja keunggulan dengan chassis Mercedes Benz terbaru ini ?? mari kita bahas lebih detail.
Mercedes Benz OC 500 RF 2542 dibekali dengan mesin turbo intercooler dengan output 11.967 CC menghasilkan daya sekitar 310 Kw (atau 422 HP) pada 2.000 RPM dan torsi tertinggi pada 1.900 Nm pada 1.100 RPM.
Dimensi ini chassis bus baru di 2.500 x 14,355 x 1,720 mm. (lebar x panjang x tinggi). Mesin pada Mercedes Benz OC 500 RF 2542  ini dikendalikan dan dikelola dengan sistem elektronik. Injeksi bahan bakar yang lebih tepat dan efisien dengan sistem pompa satuan untuk memastikan kinerja yang lebih baik, sehingga memperpanjang daya tahan mesin atau lebih awet.
Hebatnya lagi Mercedes Benz OC 500 RF 2542 ini sudah dilengkapi dengan sistem keamanan terbaik dari mercedes benz yaitu:
1. Disk Break
2. Electronic Stability Program (ESP®) atau sistem anti-selip.
3. Sistem pengereman elektronik (EBS)
4. ABS (antilock Breaking System)
5. Retarder untuk memastikan daya pengereman dan  ASR Sistem pengereman. 
Suspensi independen sudah disematkan pada as roda depan hal ini digunakan untuk memberikan kenyamanan pengemudi dan penumpang. Poros roda belakang, bagian paling penting dari ini chassis bus baru ini karena sangat kuat untuk memastikan penggunaan yang tahan lama, dan memberikan pengalaman berkendara yang superior dan daya sistem pengereman maksimum. Yang menarik dari Mercedes Benz OC 500 RF 2542 ini adalah pada  poros roda ketiga yang dapat dikontrol baik untuk bergerak maju dan mundur, dengan sistem elektro-hidrolik.
Dan berikut ini PO Kurnia yang merupakan Perusahaan Otobus pertama di Indonesia yang berasal dari Aceh yang memiliki chassis Mercedes Benz OC 500 RF 2542  dimana body bus PO Kurnia dibangun dengan body Jetbus HD 2 Karoseri Adiputro. Berikut kami berikan foto-foto yang kami ambil dari Adiputro Instagram jika Anda nantinya ingin membuat miniatur model Jetbus HD 2 :) mungkin foto ini sebagai referensinya.
PO Kurnia Mercedes Benz OC 500 RF 2542


Nah Anda sebagai penggemar dan pengamat dunia transportasi di Indonesia apa pendapat Anda dengan hadirnya Chassis Mercedes Benz OC 500 RF 2542 ??? mengagumkan bukan ??

kisah ibu suyanti sebagai sopir bus malam

VIVAnews - Hari masih pagi saat bus Gajah Mungkur dari Jakarta tiba di Terminal Ngadirojo, Wonogiri, Jawa Tengah. Wajah-wajah lelah dan layu segera bermunculan-- menggambarkan lelah setelah menempuh perjalanan 630 kilometer selama 15 jam. Termasuk pada raut wajah wanita setengah baya yang muncul dari balik pintu kemudi: Suyanti.
Suyanti memang sopir bus itu. Subuh itu tugasnya selesai. Perempuan yang akrab disapa Yanti itu pun bergegas pulang. Butuh sekitar dua jam sampai di rumahnya di Pucanganom, Giritontro, Wonogiri. Setelah menyiapkan sarapan dan bercengkerama sejenak dengan orangtua dan tiga anaknya, barulah dia bisa benar-benar beristirahat.
Tidurnya tak bisa berlama-lama. Wanita kelahiran 20 Agustus 1963 itu harus segera kembali ke terminal sebelum pukul 15.00. "Saya bisa pulang pergi Wonogiri-Jakarta tiga kali seminggu," ujarnya saat dijumpai VIVAnews di Plaza Bus Gajah Mungkur, Ngadirojo.
Desakan ekonomi setelah berpisah dengan suami pertama telah memaksa dia menghabiskan 22 tahun hidup di jalanan. Setelah suami keduanya meninggal, perempuan ini harus menjadi ibu sekaligus kepala keluarga.
Dia adalah satu-satunya pengemudi wanita dari puluhan sopir bus malam di tempatnya bekerja. "Awalnya hanya pelarian hati saya yang gundah,” ujarnya.

Suyanti tak pernah bermimpi bakal jadi sopir bus malam. Gagal membina hubungan rumah tangga di Jakarta, dia sebenarnya ingin membuka usaha sendiri di kampung halaman. Namun, apa daya modal tak punya.
Tanpa pendidikan tinggi dan modal usaha, dia dijepit kewajiban menopang hidup keluarga. Maka, melihat puluhan bus malam berseliweran di Wonogiri, langsung saja terlintas di benaknya untuk nekat melamar menjadi sopir.
Pada 1990, dia bergabung dengan PO Timbul Jaya. Semula, tak sedikit yang meremehkan kemampuannya. “Dulu pimpinan bilang, apakah saya bisa menyetir bus besar. Saya jawab kekhawatiran mereka. Saya dinyatakan lolos dan akhirnya dipasrahi satu armada bus," ujarnya, bangga.
Di PO Timbul Jaya, dia bahkan mendapat kepercayaan mengemudikan bus untuk trayek antarpulau. Dari Wonogiri, dia mengantar penumpang hingga Pekanbaru, Dumai, Bengkulu, Rengat, dan Jambi. “Dulu tantangannya jauh lebih berat. Saya bisa lima hari sampai seminggu di jalan," ujarnya.
Baru 12 tahun belakangan, sejak pindah ke PO Gajah Mungkur, Suyanti memegang trayek Wonogiri – Jakarta (pp). Dia bertugas mengemudikan bus dua kali, dari Wonogiri ke Batang dan dari Cirebon ke Jakarta. Dari Batang ke Cirebon adalah jatah sopir cadangan.
menjadi sopir teladan
Menggeluti profesi di lahan yang didominasi pria jelas penuh tantangan. Cibiran tak hanya datang dari lingkungan kerjanya, tapi juga dari penumpang. Banyak penumpang yang merasa was-was begitu melihat sopirnya seorang wanita.
Yanti tak ambil pusing. Dia terima cibiran itu sebagai pelecut semangat, untuk membuktikan diri mampu bersaing dengan pria. “Jangan salah, saya juga bisa menyaingi para sopir pria. Kecepatan bus bisa sekitar 100 km/jam. Yang penting kan kehati-hatian,“ ucapnya, sambil tersenyum. "Lambat laun, mereka yang sudah terbiasa ikut saya malah bilang merasa nyaman dan bisa tidur pulas jika saya yang menyetir.“
Penyakit gawat bahkan tak sanggup mempensiunkannya dari kemudi. Mengidap tumor rahim stadium awal, tiga tahun lalu, dia mengaku hanya beristirahat enam bulan untuk menjalani kemoterapi, sebelum kemudian melaju kembali di jalanan.
 “Bagi saya, menjadi sopir bus itu sama saja membawa banyak nyawa. Keselamatan mereka juga menjadi bagian tanggung jawab saya,“ katanya.
Kecelakaan juga tak membuatnya jerih. Suatu waktu, di Semarang, sebuah mobil menabrak bus yang dikemudikannya. Untung, tak sampai ada korban jiwa. “Ternyata mobil bagian depan gepeng, ringsek. Saya tidak trauma, tapi teringat terus. Yang saya sayangkan, yang menabrak tersebut mabuk,” dia mengenang.
Sadar profesinya berisiko tinggi, dia tak pernah memaksakan kondisi. Jika mengantuk, dia segera meminta sopir cadangan memegang kendali. Dia mengharamkan doping. “Yang penting, kalau berangkat perut kenyang dan untuk mengusir jenuh, saya bawa camilan marning.”
Keteguhannya berbuah. Pada 2010, dia mendapat penghargaan sebagai sopir teladan dari perusahaannya.
Feminin
Hanya memiliki waktu di rumah sekitar enam jam setiap dua hari, tak membuat Yanti kehilangan perannya sebagai ibu rumah tangga. Dia selalu menyempatkan diri menyiapkan makanan untuk ibu dan anak-anaknya, termasuk mencari kayu bakar untuk memasak.
Suyanti juga tak kehilangan feminitasnya sebagai perempuan. Meski menggeluti profesi yang keras, jangan bayangkan sosoknya sebagai seorang perempuan gagah perkasa. Wanita berusia 48 tahun ini suka berdandan, mengoles lipstik, dan senang memakai gelang dan anting-anting. Gaya bicaranya pun tetap lemah lembut. “Kalau ada masalah, saya menahan emosi dan berusaha sabar,” ujarnya.
Iba melihat ibu mereka membanting tulang di jalanan, tiga anaknya yang sudah beranjak dewasa berkali-kali meminta dia pensiun.  Tapi,  Yanti selalu menolak. Pensiun masih jauh dari benaknya. “Saya sudah jatuh cinta dengan pekerjaan ini,".



demikian kisah inspiratif semoga menjadi panutan bagi kita .